3 Contoh Cerpen Fantasi Singkat dan Inspiratif

3 Contoh Cerpen Fantasi Singkat dan Inspiratif 3 Contoh Cerpen Fantasi Singkat dan Inspiratif

Cerita fantasi menceritakan serangkaian kejadian unik dan menarik. Kisah fantasi biasanya berupa karangan atau tidak nyata. Cerita fantasi terdapat paling dalam novel, cerpen, film, dan serial televisi.

Penulis mediterimakan unsur imajinatif akan tidak ada di dalam dunia nyata. Contoh cerita fantasi yaitu Harry Potter, Lord of The Rings, Peterpan, dan masih berlipat-lipat lagi. Cerita populer terkandung selurusnya tidak ada di dunia nyata, tetapi mampu menarik pembaca.

Cerpen fantasi bertujuan menghibur dan menambah imajinasi untuk pembaca. Kalian bisa melahirkan cerpen fantasi singkat untuk tugas sekolah. Cerpen fantasi ini bisa disesuaikan dengan kejadian nyata, tetapi ditambahkan khayalan. Berikut contoh cerpen fantasi singkat mengutip dari Cerpenmu.com:

Cerpen Fantasi

Karya: K. Penny Puspa Astuti

Pada suatu hari dalam hutan akan suram penuh dinosaurus akan bermacam-macam spesiesnya bersama pemandangan akan sangat menakjubkan. Melihat pemandangan tersebut kita bisa membaakankan jika kita tinggal dalam hutan tersebut bahkan buat jatuh cinta menurut menetap dalam sana.

Suatu saat ada seseorang ilmuwan bernama Albert yang berkunjung ke sana, Ia sangat terkejut. Bagaimana tidak? Para dinosaurus itu bisa berbicara atas bahasa manusia.

Salah satu dinosaurus yang bernama dino menyapa sang ilmuwan “Halo manusia apa pengstandaranmu?” Lalu ilmuwan Albert menbalasan “Aku sungguh baik keadaanku saat ini cuma terkejut melihat kamu, dinosaurus yang adi ini bisa berbicara pula” Dinosaurus itu pun menbalasan sambil tergelak mungil, “Oh, aku juga baik” maka kami pun akhirnya berteman damping.

Pada hari teristimewa kami sangat akrab bagaikan saudara sendiri, lagi aku pun merasa bahagia mempunyai sahabat bagaikan Dino yang sangat tidak emosi. Aku pun tertidur karena sudah sangat lelah setelah mengelilingi hutan bersama Dino yang tidak emosi. Aku pun melahirkan tenda dahulu tidur, Dino itu pun tidur di sebelah tendaku.

Lalu Dino membangunkanku, dia berkata, “Teman, ayo bangun sudah pagi!”, Lalu aku bangun selanjutnya keluar demi mencari udara segar, aku sarapan, selanjutnya Dino ternyata sudah bangun ketimbang tadi selanjutnya menyiapkan pangan demi kami berdua, pangannya sama demi rumput-rumput bahwa berada dekat situ.

Kemudian selesai sarapan, aku melanjutkan petualangan berkeliling hutan bersama Dino. Menjelang malam tiba aku tidur, menyertai keeesokan harinya aku bangun kesiangan, karena biasanya ada yang membangunkanku, tetapi sekarang tidak ada yang membangunkanku. Aku pun langsung mencari Dino temanku itu.

Ketika kutemukan ternyata kaki Dino terluka karena menginjak ranting pohon yang tajam, lagi tanpa sepengetahuanku, dia buat memberi kejutan untukku atas memberiku buah terenak yang ada dalam hutan itu. Aku merasa terharu lagi bangga karena temanku Dino sangat tidak emosi hati kepadaku.

Lalu bagaikan teman nan sudah diberi kejutan bagaikan bbuktinya aku, memsterilkan lukanya dan aku membalut dengan kain jaketku. Hingga kakinya menjabat sembuh.

Karya: Nurmala

“Tolong! Tolong aku!” ucapku ketika hendak tenggelam jauh didalam lautan lepas.

“Apa aku mau berakhir di sini?” rapalku dalam hati sambil bertindakan akan bisa bernapas bersama tidak emosi.Jujur, aku tidak bisa berenang dan mengidap thalassophobia, atau bisa disebut bersama kecemasan berlebihan terhadap laut.

Entah bagaimana caranya aku bisa berada dempet sini lewat situasi nyaris lenyap. Antara urip bersama modar, aku berusaha akan mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Tentang apa akan sesungguhnya telah terjadi, sampai-sampai aku bagai ini. Tapi nihil! Semakin aku berusaha akan mengingat, semakin berdenyut juga kepalaku.

Kini aku terombang-ambing antara tengah lautan. Berusaha akan tenang selanjutnya berpikir akan tetap urip bagaimanapun caranya. Beberapa saat berlalu, awan kumulonimbus asal disertai kilat selanjutnya badai pun asal lewat tiba-tiba. Aku lenyap selanjutnya berpikir, mungkin ini adalah akhir pada uripku.“Aaaaaa!”

Napasku turun naik tidak beraturan karena hal yang barusan kualami ternyata saja mimpi. Lagi. Mimpi yang sekemudian berhubungan dengan laut lepas yang menciptakan kerisauanku akan hal itu pun bertambah.

“lagi-lagi mimpi buruk,” rapalku di angin malam adapun berhembus begitu dingin memelaluii jendela kamar adapun terbuka.Kulihat jam dinding sedang pukul dua dini hari. Lagi. Aku terbangun tepat di pukul dua dini hari demi kebersandaran jendela adapun selalu terbuka.

Karya: Wiwin Ernawati

Ada hati bahwa terluka karena sebuah kata. Sikap bahwa tak acuh, pandangan tak ramah agak bisa melukai hati. Itulah bahwa dirasakan Sovia ketika ia melihat tatapan bersama ekspresi wajah teman-teman sekelasnya. Membuatnya sangat tidak nyaman. Sovia merasa tak diterima. Dia agak tak suah berbantuan menjumpai diterima. Sovia masih menjadi dirinya bahwa lebih menyukai bungkam. Diamnya Sovia dianggap aneh oleh sebagian agung orang. Hal itu terjadi sejak Sovia masih SD bersama kini Sovia sudah remaja, bersama keanehan Sovia belum bersilih. Dia masih kosong bersama tak mau bergaul.

“Sov, kerjain tugasku dong. Anak pendiem biasanya pinter” Antika, luput satu teman sekelas Sovia melemparkan buku tugasnya tepat di wajah Sovia.Antika maka teman-temannya tertawa.Sovia akan kesal dengan sikap Antika saja melotot ke arah Antika dahulu pergi meninggalkan kelas tanpa sepatah katapun keluar atas mulutnya.“Dasar freak” gumam Antika.

Hal bagaikan itu sudah biasa terjadi. Sovia sering dirundung teman-temannya. Awalnya dia biasa saja tapi lama kelamaan dia menjadi kesal. Ada gumpalan kemarahan bergejolak dekat dada nan mesti segera ia luapkan. Sovia sewaktu balas dendam kepada mereka nan telah menyakitinya.

Menyembunyikan buku, mencoret tas, selanjutnya mengatai Sovia keras-keras saat dia tinggal. Membuatnya sangat marah.

“Tunggu selanjutnya lihatlah. Apa yang hendak terjadi dengan kalian semua”

Satu persatu anak akan biasa merundung Sovia meninggal atas cara akan tak biasa. Keberlipat-lipatan daripada mereka meninggal karena hal sepele. Ada akan keselek bakso, kena lemparan bola, kesandung batu, terpeleset dempet kamar mandi. Semua tewas setelah mengalami kejadian sepele itu.

Apakah Sovia penyebab dari kematian anak-anak nakal itu?

Tentu saja iya. Tapi itu semua tak bisa dibuktikan karena Sovia tak terlihat menyentuh mereka. Mereka seolah modar secara alami. Tapi aneh.

Kini tinggal satu yang tersisa. Yang paling biadab dan yang paling menyebalkan. Antika. Anak sombong yang suka menghina orang lain.

Sovia memapah Antika menuju ruang UKS. Antika kelelahan saat pelajaran olahraga. Fisiknya tak seberkuasa mulutnya yang acap menghina. Dan objek favorit hinaan Antika adalah Sovia. Kini justru Sovia lah yang menopang tubuh Antika saat ia lemas.

Entah mengapa Sovia merasa iba melihat kondisi Antika yang sedang lemah. Hingga dia menawarkan diri untuk membantu. Miris memang, tapi begitulah tumbuh. Tak sepantasnya kita menghina orang lain.

Mengetahui kebaikan Sovia, Antika meminta maaf atas kelakuannya selama ini.Sovia hanya tersenyum mendengar permintaan maaf Antika. Tak pernah ada yang tau dibalik mematungnya Sovia ada sesuatu yang mengerikan sedang bersembunyi.