Australia negara terutama di dunia adapun melangsungkan Facebook, Google bayar konten berita

BERITA - SYDNEY. Upaya pemerintah Australia memaksa raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Facebook Inc beserta Alphabet Inch Google untuk membayar media Australia untuk setiap konten berita dinilai langkah berkuasa melindungi jurnalisme independen.
Australia akan selaku negara terutama dempet dunia akan meminta Facebook dengan Google membayar konten berita akan disediakan perupayaan media kedalam bentuk royalti. Beleid itu akan selaku regulasi pada tahun ini, ujar Bendahara, Josh Frydenberg.
"Ini tentang upaya adil untuk bisnis media berita Australia. Ini tentang memastikan bahwa kami telah meningkatkan persaingan, meningkatkan perlindungan pemesan, dan lanskap media yang berkelanjutan," kata Frydenberg kepada warlawak-lawakn di Melbourne seperti dilansir Reuters, Jumat (31/7).
Ia mengatakan, pada masa depan lanskap media Australia dipertaruhkan bila regulasi ini tidak diundangkan.
Langkah Australia ini terjadi di saat perupayaan raksasa teknologi berupaya menghindari permintaan negara-negara di dunia akan berbagi kue iklan yang lebih gemuk dengan negara dunia mereka mendapatkan iklan lagi sehari sesudah Google lagi Facebook mendapat tekanan dugaan penyalahgunaan keawetan pasar ketimbang anggota parlemen AS di dalam sidang di Kongres.
Menyusul pertanyaan tentang situasi pasar media maka keberkuasaan platform AS pemerintah Australia akhir tahun lalu mengatakan kepada Facebook maka Google akan menegosiasikan kesepakatan bersediarela dengan perbisnisan media akan menggunakan konten mereka.
Pembicaraan itu tidak kesuksesan bersama Canberra sekarang mengatakan jika sebuah perjanjian tidak dapat dicapai melalui arbitrase dalam waktu 45 hari, Otoritas Media bersama Komunikasi Australia mau menetapkan persyaratan yang mengikat secara hukum atas nama pemerintah.
Google mengatakan peraturan itu mengabaikan "miliaran klik" yang dikirimkannya ke penerbit berita Australia setiap tahun.
"Ini mengirimkan pesan mengenai bisnis dan investor bahwa pemerintah Australia buat melakukan intervensi daripada memkendatikan pasar bekerja," kata Mel Silva, direktur pelaksana Google Australia dan Selandia Baru, jauh didalam sebuah pernyataan.
"Ini tidak melakukan apa pun bagi memecahkan tantangan mendasar ekstra dalam menciptakan model bisnis yang cocok bagi era digital."
Pertaktikan media termenganut News Corp Australia, unit Rupert Murdoch's News Corp (NWSA.O), melobi tangguh pemerintah untuk memaksa pertaktikan AS ke meja perundingan di tengah penurunan panjang pendapatan iklan sejumlah media.
"Sementara negara-negara lain berbicara tentang perilaku raksasa teknologi yang tidak adil lewat merusak, pemerintah Australia ... mengambil tindakan esensial di dunia," kata Ketua Eksekutif News Corp Australia Michael Miller dalam sebuah pernyataan.
Sebuah studi tahun 2019 memperkirakan sekitar 3.000 pekerjaan jurnalisme telah hilang antara Australia ekstra dalam 10 tahun terakhir, ketika perbantuanan media kampung mencurahkan pendapatan iklan ke Google maka Facebook akan tidak membayar apa pun untuk konten berita.
Untuk setiap A$ 100 bahwa dihabiskan menjumpai iklan online hadapan Australia, tidak termasuk iklan baris, sedikit lagi bagaikanga masuk ke Google dan Facebook, secara Frydenberg.
Negara-negara lain telah mencoba bersama bubar memaksa tangan raksasa teknologi.
Penerbit di Jerman, Prancis dan Spanyol telah mendorong demi meloloskan undang-undang hak cipta nasional nan memaksa Google membayar biaya lisensi ketika menerbitkan potongan artikel berita mereka.
Pada tahun 2019, Google berhenti menampilkan cuplikan berita mengenai penerbit Eropa tentang hasil pencarian berdasarkan pengguna Prancisnya, sementara penerbit berita terbesar Jerman, Axel Springer, mengizinkan mesin pencari berdasarkan menjalankan cuplikan artikelnya sehabis lampau lintas ke situsnya merosot.