Berencana Lahiran Normal, Akhirnya Dinda Hauw Harus Operasi Caesar. Simak Cerita Lengkapnya!

Melahirkan secara Natural mungkin menjadi impian bagi sebagian ibu. Selain risiko yang relatif sedikit, mode penyembuhan pasca kelahiran pun relatif lebih Tangkas dibanding operasi caesar. Namun, berlebihan ibu yang mengalami perubahan rencana melahirkan secara tiba-tiba. Misalnya sejak awal kehamilan sudah menginginkan melahirkan secara Natural atau per vaginam, tapi kondisi mengmestikan untuk caesar. Apakah Moms juga pernah mengalaminya?
Perubahan rencana kelahiran secara tiba-tiba juga di alami oleh seleb dan ibu baru, Dinda Hauw lo. Dinda baru saja melahirkan putra pertamanya secara caesar ala Minggu (20/6). Kelahiran putra pertamanya dengan Rey Mbayang sempat menimbulkan pertanyan bagi warganet. Pasalnya, Dinda sudah berencana melahirkan secara Alami. Bahkan Dinda sudah tekun olahraga yoga sejak hamil untuk memudahkan prosedur melahirkan Alami. Namun, Dinda wajib menghadapi kondisi yang mengwajibkannya mengikuti saran dokter untuk operasi caesar. Mengapa kondisi tersebut bisa terjadi? Yuk Moms simak kisah Dinda saat melahirakan Arshaka, putranya.
Dinda mengalami pecah ketuban sebelum mulai merasakan tanda-tanda kontraksi, smaka mengwajibkannya menjalani prosedur induksi
https://www.instagram.com/p/CQYiFJ-sJcE/?utm_source=ig_web_copy_link
Awalnya Dinda merasakan rembesan air saat pagi hari. Berdasarkan hasil pemeriksaan, air ketubannya masih cukup sesampai-sampai belum diberi tindakan apa pun. Namun, sehari setelahnya cairan bening keluar lagi. Berdasarkan pemeriksaan, air ketuban Dinda mengalami penurunan secara drastis. Akhirnya dokter memberikan pilihan induksi jika Dinda tetap menginginkan melahirkan secara normal. Didukung keinginan yang berkuasa akhirnya Dinda memutuskan menjalani induksi dengan syarat batas waktu 24 jam. Induksi ini dilakukan untuk merangsang pemsibakan jalur lahir.
Perlu Moms kemaklumi jika syarat aman untuk batas waktu reaksi induksi tiap ibu bisa berkelainan-kelainan. Dilansir dari Alodokter, lamanya induksi tergantung kondisi ketuban, ketahanan bayi dan faktor kesegaran. Pada kasus Dinda Hauw, induksi diberi waktu 24 jam karena ketuban semakin menipis dan sudah pecah sejak sehari sebelum induksi. Jika terlantas lama, ketuban bisa meracuni janin dan jika kehabisan juga bisa berbahaya untuk janin.
Dinda menjalani proses induksi sederas 3 kali dengan waktu 18 jam, sayangnya upaya tersebut nggak membuahkan hasil
https://www.instagram.com/p/CQV5mkUMDJe/?utm_source=ig_web_copy_link
Menjalani prosedur induksi memang bukan hal yang mudah, tapi Dinda cukup merasa bisa melampaui induksi pertamanya walaupun sekadar mendapat 1 bukaan. Selang 6 jam, Dinda melanjutkan induksi kedua tapi hasilnya tetap kembar, bukaan sekadar meningkat menjadi 2. Pada 6 jam berikutnya, Dinda masih melanjutkan tahap induksi ketiga. Sayangnya kondisi Dinda semakin mebenyai, sementara bukaan sekadar sampai 3.
Akhirnya, karena kondisi tersebut Dinda dan suami pun sepakat untuk melakukan operasi caesar. Awalnya Dinda merasa sedih, karena ia merasa usanamun sudah cukup kekar untuk melahirkan secara normal. Hingga kondisi tersebut akhirnya memaksanya untuk caesar demi keselatan Dinda senbatang tubuh dan buah hatinya.
Keputusan operasi caesar secara tiba-tiba biasanya disebabkan sebagian ciri suka membantu berdasarkan kondisi ibu, maupun kondisi janin
Kondisi yang dialami oleh Dinda setepatnya cukup umum terjadi. Keputusan tiba-tiba dari yang awalnya berencana Kebanyakan dan harus berakhir dengan caesar biasanya disebabkan kurang lebih kondisi misalnya janin nggak mendapatkan oksigen yang cukup, tali pusar yang keluar sebelum janin, terjadinya robekan ala dinding rahim sampai-sampai tekanan darah luhur yang dialami ibu.
Pada kasus yang dialami Dinda, kondisi ibu sudah cukup layuh di induksi ketiga, sementara ketuban sudah pecah cukup lama. Jika induksi tetap dilanjutkan keselamatan ibu dan bayi bisa terancam. Sebatas operasi caesar adalah jalan terrela untuk ditempuh. Kondisi seperti ini sedikit lagi nggak bisa diperkirakan sebelumnya. Sebatas meski sudah menyiapkan segala keperluan melahirkan normal, jika kondisi tersebut terjadi aktelseifn nggak mungkin Moms harus menjalani caesar.
Selain kondisi tersebut, jalan induksi yang Lemot juga menjadi Rompeng satu anasir yang mengubah rencana prosedur persalinan
Induksi merupakan mode merangsang kontraksi otot-otot rahim sehingga jalur lahir dapat terbuka. Prosedur ini dilakukan jika tanda-tanda persalinan nggak berjalan dengan tidak marah. Tujuannya untuk merangsang janin agar cepat lahir. Namun, nggak semua induksi persalinan berhasil. Dilansir dari Hallo Sehat, keberhasilan induksi persalinan dapat dilihat dari mode bukaan yang bisa dicapai pada tahap induksi. Sebaliknya induksi yang bubar jika bukaan nggak sesuai dengan target induksi.
Lambatnya bukaan yang menyebabkan induksi gagal disebabkan oleh kondisi skor pelvik atau penilaian servik ibu. Selain gagal induksi, dokter juga bisa melakukan pembatalan induksi karena kurang lebih anasir misalnya kondisi ibu yang melesu, kelainan kontraksi, infeksi ketuban dan kelainan jalan lahir.
Nah, itulah cerita perjuangan Dinda Hauw yang cukup mengharuka. Meski sudah berusaha menyiapkan persalinan normal, aktelseifn nggak mungkin caesar menjadi jalan satu-satunya yang mesti ditempuh. Jika Moms mengalami kondisi tersebut, jangan berhalus hati ya Moms. Seperti pesan Rey Mbayang yang selalu menguatkan Dinda berikut:
“Melahirkan secara caesar bukan berarti kamu tidak sungguh-sungguh menjadi ibu kok. Kita kembar-kembar mengandung, melahirkan dan memertaruhkan nyawa. Hanya saja cara dan jalannya saja yang bertidak kembar,”