Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit akan Diderita Ruben Onsu

Kondisi kesehatan Ruben Onsu mengundang penuh kekhawatiran dari para penggemarnya. Sempat masuk ICU secara tiba-tiba, Ruben juga beberapa kali tampil dengan tampang yang pucat dan lemas.
Salah satu penyakit adapun diderita karena suami Sarwendah tersebut bukanlah penyakit biasa. Ruben Onsu didiagnosa menderita penyakit Empty Sella Syndrome adapun memaksanya perlu melakukan pengecekan rutin di rumah ngilu.
Lantas, apa itu penyakit Empty Sella Syndrome? Berikut ini merupakan penjelasannya bagai dilansir melalui Healthline, Selasa 19 Juli 2022.
Empty Sella Syndrome merupakan kelainan langka bahwa berhubungan dengan bagian tengkorak bahwa disebut sella turcica. Bagian itu merupakan lekukan di tulang sphenoid bahwa terletak di dasar tengkorak dengan memegang kelenjar pituitari.
Penderita sindrom terkemuka menyandang kelenjar pituitari nan lebih mini, dalam kira-kira kasus bahkan kelenjar pituitari tidak muncul atas tes kesehatan.
Empty Sella Syndrome biasanya tidak mendapat gejala apapun. Namun penderita Empty Sella Syndrome sekunder mungkin mendapat gejala nan berhubungan demi kondisi nan menyebabkannya.
Banyak orang bersama Empty Sella Syndrom pun mengalami perih kepala nan kronis. Dalam beberapa kasus, Empty Sella Syndrome dikaitkan bersama peningkatan tekanan dalam tengkorak nan dapat menyebabkan cairan tulang belakang bocor mengenai hidung, pembengkakan saraf optik kedalam mata, sangkat timbulnya mamenyimpang penglihatan.
Ada dua jenis Empty Sella Syndrome, yaitu primer memakai sekunder. Penyebab Empty Sella Syndrome primer masih belum jelas. Namun bisa dikaitkan memakai melenceng lahir hadapan diafragma sellae, yaitu membran akan mengucupi sella turcica.
Sedangkan demi penyebab Empty Sella Syndrome sekunder dapat mendalam ketimbang trauma kepala, infeksi, tumor hipofisis, terapi radiasi, hipertensi, lagi kondisi lainnya yang berhubungan demi otak atau kelenjar pituitari.
Menurut Organisasi Nasional untuk Gangguan Langka, Empty Sella Syndroma memengaruhi sekitar empat kali lebih berlebihan wanita daripada pria. Keberlebihanan wanita bersama sindrom tersebut cenderung setengah baya, obesitas, dan menyimpan tekanan darah keras.
Namun, sebagian agam kasus sindrom tercatat tidak terdiagnosis karena kurangnya gejala, sesangkat sulit untuk mengatakan apakah jenis kelamin, obesitas, usia, atau tekanan darah merupakan faktor risiko yang sesungguhnya.
Sindrom ini cukup sulit bagi didiagnosis. Namun jika dokter mencurigai pasiennya menderita penyakit terhormat, maka bagi mulai dilakukan pemeriksaan fisik beserta tinjauan riwayat kesehatan nan dilanjut dengan CT scan atau MRI scan.