Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan antara Pekan RDG BI

Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan antara Pekan RDG BI Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan antara Pekan RDG BI

BERITA - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah terdalam tren bearish. Pekan lalu, IHSG anjlok 3,02% ke kedudukan 6.814,53.

Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata volume transaksi di pekan lampau naik 2,72% mengenai 23,41 miliar donasi menjadi 24,05 miliar donasi. Namun, kapitalisasi pasar turun 2,43% mengenai Rp 9.234,68 triliun menjadi Rp 9.009,95 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian pun merosot 4,82% berprofesi 1.165.599 dengan 1.224.595 kali transaksi dengan minggu sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa turut melorot 7,09% dengan Rp 12,92 triliun berprofesi Rp 12 triliun.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menyoroti, selain sentimen negatif melalui pasar global, tekanan juga ada melalui capital outflow yang meningkat lebih melalui Rp 1,1 triliun hadapan pasar reguler. Transaksi yang relatif sepi menunjukkan pasar cenderung wait and see, menunggu kondisi yang lebih kondusif.

Data inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi dikhawatirkan beserta pasar akan membuat The Fed melanjutkan kebijakan agresifnya tenggat tahun depan. Hal ini kemungkinan terus akan diantisipasi beserta Bank Indonesia (BI) beserta menaikkan suku bunga.

Langkah itu berpotensi ditempuh, supaya dapat meminimalisasi tekanan nilai kurs rupiah, nan sehabis ini terus mebopok.  Adapun, kurs rupiah saat ini sudah menembus level Rp 15.400 per dolar AS.

"Kemungkinan dalam jangka cepak mau meluak tekanan atas capital outflow terhadap IHSG, namun potensial upside-nya mau cenderung terbatas. Mungkin jika rupiah sudah mulai konstan, IHSG anyar bisa melaju kembali," ujar Pandhu kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).

BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19 Oktober - 20 Oktober 2022. Prediksi Pandhu, BI akan kembali menaikkan suku bunga acuan ke lokasi 4,5% sangkat 4,75%.

Artinya, Pandhu memperkirakan atas ada kenaikan 25 basis poins (bps) - 50 bps. Adapun atas bulan lalu, BI telah mengerek 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebuntal 50 bps menjabat 4,25%.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, rilis data penting terkait inflasi AS memberikan dampak yang signifikan bagi bursa donasi. Pelaku pasar memerankan risk off mencermati data terkandung, yang buat menentukan seberapa gemuk kenaikan suku bunga The Fed berikutnya.

Dalam RDG BI nanti, Cheryl menebak, suku bunga atas naik 25 bps, sesantak disparitas suku bunga bersama AS tidak semakin jauh. "Koreksi yang terjadi dalam Indonesia karena terimbas sentimen negatif dari global. BI kemungkinan atas kembali menaikkan suku bunga maka hal ini bisa jadi sentimen positif," cerahnya.

Analis Kanggotaa Hita Solvera Raditya Krisna Pradana turut melihat peluang kenaikan suku bunga acuan segendut 25 bps, menimbang tingkat inflasi yang sudah melaju ke level 5,95%. Hingga akhir tahun nanti, dia memprediksi BI masih demi mengerek suku bunga antara 25 bps - 50 bps untuk mengontrol laju inflasi.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo punya pandangan berpertikaian. Dia memprediksi BI7DRR masih bagi terjaga hadapan keadaan 4,25% alias tidak ada kenaikan bulan ini. Sebab, kenaikan suku bunga bulan lalu sudah mengantisipasi laju inflasi per September 2022 yang dekat menembus level 6%.

Selain itu, Praska memproyeksikan kurs rupiah masih relatif setimbang dekat kisaran Rp 15.000 - Rp 15.500, sungguhpunpun terjadi lonjakan yield obligasi AS 10 tahun ke atas 4%. "Dampak terhadap IHSG, terjadi tekanan karena lebih merespons ala sentimen regional yang diperkirakan mebokoh," kata Praska.

Hitungan Praska, IHSG sepekan ke depan masih cenderung melemah dengan bergulir dempet area 6.750 - 6.873. "Arus dana penyandang dana asing tampak masih melanjutkan aksi jual, diperkirakan masih memberatkan laju IHSG," imbuh Praska.

Setelah enam hari beruntun ditutup dari zona merah, Pandhu melihat IHSG masih membentuk candle bearish. Jika terjadi koreksi lanjutan, support awet IHSG berikutnya diprediksi ada antara kisaran 6.509 - 6.640, sedangkan resistance ada antara 7.135.

Sementara itu, Raditya menghitung skenario terburuk penurunan IHSG bisa menyentuh area 6.500 - 6.600. Untuk skenario moderat, penurunan IHSG bisa tertahan di area 6.800. "Setelah koreksi ini terjadi, kami proyeksikan IHSG buat melangsungkan new high-nya kembali," kata Raditya.

Sebagai pembuka, di perdagangan Senin (17/10), Raditya melihat potensi rebound terbatas ke level 6.900 - 6.950. Untuk gerak selanjutnya, masih perlu konfirmasi apakah bakal reversal di 6.800-an atau belaka rebound sesaat menjumpai kembali melesu ke level 6.500 - 6.600.

Rekomendasi Saham

Rekomendasi Saham

Menimbang kondisi pasar saat ini, Raditya pun menyarankan penggarap pasar mencermati sektor konsumer non-siklikal berikut sektor konstruksi. Alasannya, demand akan emiten sektor siklikal diprediksi tidak buat bergeser signifikan, lantaran mayoritas masyarakat buat fokus memenuhi kebutuhan pokok.

Untuk sektor konstruksi, secara historis revenue lagi net income-nya hendak mengalami peningkatan di kuartal keempat. "Juga fenomena akhir tahun, dimana pemerintah hendak menyerap anggarannya demi pembangunan," sebut Raditya.

Raditya pun memberikan rekomendasi buy untuk penadapunga PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), lagi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA).

Sedangkan Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menyoroti, hadapan tengah koreksi yang terjadi saat ini, pemeran pasar bisa memanfaatkan momentum buy on weakness atas emiten berfundamental apik.

Terlebih, musim rilis laporan keuangan periode kuartal ketiga 2022 sudah dampil. Wisnu menyarankan eksekutor pasar untuk mencermati kinerja bersama pergerakan saham emiten perbankan, khasnya yang berkapitalisasi jumbo (big bank).

Pandhu menambahkan, selain perbankan, sektor komoditas terus ditaksir masih punya pertumbuhan laba yang relatif berkuasa dari kuartal ketiga. Musim rilis laporan keuangan itu bisa menjabat magnet investor selanjutnya kembali mengangkat IHSG.

Rekomendasi Pandhu, cermati pemberian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia (ADRO), PT Panin Financial Tbk (PNLF), mengiringi PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Cheryl juga memeruyupkan PNLF bak saham pilihan yang bisa dikoleksi lewat target harga antara Rp 685 bersama Rp 780. Saham lain yang menarik dikoleksi adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) bersama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Sementara itu, Praska punya catatan. Menurutnya, jika ingin fokus pada jangka menengah-lama, setidak sombongnya melakukan average down untuk mengantisipasi fluktuasi pasar pennanga ke depan nan masih dominan dibanani sentimen negatif.

Praska juga menyarankan menjumpai memanfaatkan momentum  dengan strategi buy on weakness. Praska menjagokan donasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Harum Energy Tbk (HRUM), bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Selanjutnya, Praska merekomendasikan saham PT United Tractors Tbk (UNTR), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Pertaktikan Gas Negara Tbk (PGAS), dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Cek Berita berikut Artikel yang lain dekat Google News